GROBOGAN, mediasapujagad.com – Belasan ribu keris dari berbagai penjuru daerah dipamerkan dalam acara Pameran dan Bursa Tosan Aji bertajuk ”Nggugah Pusaka Bumi Pepali”.
Pameran yang digelar di Gedung Serbaguna Dewi Sri, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah itu berlangsung sejak Jumat hingga Minggu (11-13 April 2025).
Ketua Panitia Pameran tersebut, Didik Budiharjo menerangkan, kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan. Katanya, acara ini dikuti 125 peserta, masing-masing membawa sekitar 100 bilah keris, sehingga total keris yang dipamerkan mencapai hampir belasan ribu.
“Tak hanya keris, tetapi acara ini juga menyuguhkan berbagai koleksi lain seperti cincin akik dan benda-benda pusaka lainnya,” jelasnya, Minggu (13 April 2025).
Didik menjelaskan, tujuan utama dari pameran itu yakni melestarikan keris sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO. Kegiatan ini didukung oleh berbagai komunitas, diantaranya Oemah Keris Grobogan, Grobogan Bumi Pepali, dan Senapati Nusantara.
”Kami harap generasi muda bisa lebih menghargai warisan leluhur agar tidak diklaim oleh bangsa lain. Ini pusaka asli Indonesia, terutama dari Jawa. Sudah seharusnya kita menjaganya,” ujarnya.
Didik menerangkan, salah satu koleksi paling tua yang dipamerkan diyakini berasal dari masa Kerajaan Singosari. Termasuk keris yang diyakini berasal dari era Medang Kemulan.
”Tapi klaim itu belum bisa dilekatkan dengan Grobogan karena kurangnya bukti literasi yang mendukung,” katanya.
Didik menjelaskan, secara umum keris dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu, pertama keris sepuh adalah keris yang dibuat pada zaman kerajaan hingga menjelang masa kemerdekaan. Kedua, keris kamardikan adalah hasil karya setelah Indonesia merdeka hingga masa kini.
”Perbedaan utama ada pada material pembuatannya. Keris dari era kerajaan biasanya dibuat dari campuran besi, baja, dan meteorit. Sementara keris masa kini, umumnya berbahan dasar nikel,” urainya.
Didik menambahkan, keris dari zaman Singosari maupun Medang, tergolong langka dan menjadi daya tarik utama dalam pameran tersebut. Keris-keris itu memiliki motif atau pamor beragam seperti satrio pinayungan, banyumili, dan bolorejo.